Sendiri menyepi
Tenggelam dalam renungan
Mengapa diriku hampa
Mungkin ada salah mungkin dan mungkin lagi
Kembalikan aku
Pada cahayaMu yang sempat menyala
Benderang di hidupku
(edcoustic, sendiri menyepi)
Sebulan sudah tak mendengar adzan, tiga bulan sudah tak memberi makan hati secara live, hanya lewat tulisan. Pemaksaan untuk tak menyodorkan waktu-waktu sisa dan energi-energi sisa untuk tetap menutrisi hati ini.
Ketika lampu listrik dari PLN mati, dan kita butuhkan adanya genset (Generator Set) untuk tetap menjaga suplai listrik, betapa kacaunya saat bahan bakar solar tinggal tetes-tetes terakhir, ditambah lagi maintenance mesin yang tidak berkala menyebabkan komponen-komponen mesin aus dan bermasalah.
Keterbatasan kemampuan, keterbatasan kapasitas, kealphaan penguatan, semuanya melebur menjadi satu melawan celah-celah kekurangan diri dan aib yang mungkin masih ditutupi Allah. Bersamaan dengan pilihan-pilihan lain yang tak bisa dipilih atau mungkin tak ada keberanian dalam memilihnya.
“Hendaklah kamu sekalian menyuruh untuk berbuat baik meskipun kamu belum bisa mengerjakannya, dan hendaklah kamu mencegah perbuatan mungkar, meskipun kamu belum mampu mencegahnya” (Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW)
Al Faqih menuturkan dari Al-Khalil Ibnu Ahmad Ad-Dubaili, dari Abdullah, dari Sufyan, dari Mujahid, dari Asy-Sya’bi, dari Nu’man bin Basyir r.a. bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda :
“Perumpamaan orang yang tidak bersungguh-sungguh dalam melaksanakan hak-hak Allah dan orang-orang yang tidak melaksanakannya serta orang yang melaksanakannya dengan sungguh-sungguh adalah seperti tiga orang yang berada di dalam kapal kemudian mereka membagi tempatnya. Salah satu diantara mereka berada di tingkatan paling atas, yang satu lagi berada di tingakatan tengah dan yang lain berada di tingkatan paling bawah. Setelah mereka menempati tempat masing2, salah seorang di antara mereka mengambil kampak lau dua orang lainnya bertanya,’apa yang kamu lakukan?’ ia menjawab,’aku akan membuat lubang untuk memudahkan mengambil dan membuang air. Orang yang kedua berkata,’biarkan ia melakukannya.’ Sedang orang yang ketiga berkata,’jangan biarkan ia melubanginya, karena bisa mencelakakan kita.’ Apabila mereka berusaha untuk memegang kedua tangannya, niscaya mereka akan selamat, dan jika mereka tidak berusaha untuk memegang kedua tangannya niscaya mereka akan binasa.”
“Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebaikan sedangkan kamu melupakan (kewajiban)mu sendiri.” (Q.S. Al Baqoroh : 44)
Haruskah mengikuti langkah Farhan dalam 3 idiot ataukah Alif dalam negeri lima menara?
Bukankah proses ini yang dicari? tapi untuk apa saya harus mempertahankan media dan jalan yang saya tempuh jika harus kehilangan tujuan utama yang ingin saya capai.
Setiap episode kehidupan kita adalah pilihan dan kita pulalah yang akan mengecap impaknya di kehidupan selanjutnya.
Hidayah itu mahal dan istiqomah jauh lebih mahal lagi. Menjadi baik itu susah dan tetap bertahan dalam kebaikan itu jauh lebih susah lagi. Tak setiap mereka yang (tampak) baik berakhir dengan khusnul khatimah, begitu juga setiap mereka yang (tampak ) buruk, berakhir dengan su’ul khatimah.
Malang,140511, sebelum mengerjakan VIK mesin Tetra Pak
like like like like like!!!
thx say,, 🙂